Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hey, I’m back with another film
review. Kalau postingan sebelumnya saya membahas film dari negara ginseng Korea
Selatan; On Your Wedding Day,
kali ini saya akan membahas film dari tanah air Indonesia kita semua; Belok Kanan Barcelona. Iya, dari
Indonesia tapi judulnya Barcelona. Pertanyaannya, kenapa judulnya bisa seperti
itu? Ayo kita temukan jawabannya!
Alasan utama saya dapat menonton
film ini adalah karena mendapat gratis quota untuk akses Maxsteam:”) jiwa fakir
wifi ini sulit sekali dihilangkan, jadi sekalinya dapat gratisan harus
digunakan dengan maksimal. Maxstream itu apa? Mungkin kalau pengguna Telkomzel
sudah tidak asing lagi dengan quota ini. Oke, stop. I didn’t get paid for this.
Setelah selesai download aplikasi
Maxstream-nya, sign up untuk akunnya, langsung lihat-lihat apa kira-kira yang
menarik untuk ditonton. Awalnya mau nonton yang berbau luar negeri tapi kok ya
aksesnya kudu bayar lagi ini gimana sih ngasih gratisan tapi engga gratis huft!!!.
Akhirnya scroll-scroll lagi dan nemu dong! Stand up comedy untuk film Susah
Sinyal wkwk ini gimana dah. Yups, jadi sempat ngakak dulu nontonin Abdul (nama
comic) stand up bahas cina dan orang timur. Sehabis Abdul stand up, adalagi
comic lain yang muncul tapi kok kurang lucu :p yaudah ganti cari tontonan lain.
Jujur aja butuh waktu yang lama
untuk saya akhirnya memutuskan mau nonton apa. Sebab tidak ada rekomendasi dari
siapa-siapa hehe mau cek dulu reviewnya tapi malas jadi harus berekspektasi
dari judul dan cover film. Lalu kemudian, mata saya terpaku pada satu judul
yang sempat membuat saya ingin langsung nonton di bioskop waktu filmnya baru
tayang tapi gagal entah karena alasan apa. Film itu tidak lain tidak bukan adalah Belok Kanan Barcelona.
Poster |
Saya ingat, saya sempat melihat
sekilas trailernya. Saya juga tahu sedikit tentang overviewnya bahwa film ini
menceritakan tentang persahabatan anak SMA. Tanpa pikir panjang, saya langsung
play filmnya. Hmmm sayangnya screenshoot tidak bisa digunakan di sini jadi
semuanya harus saya gambarkan dengan kata-kata:( tapi karena film ini terkenal
jadi beberapa orang yang sudah menonton mungkin akan langsung ingat dan paham scene
yang saya maksud. Nah untuk yang belum menonton, semoga review ini membantu
walaupun mungkin tidak mampu membimbing untuk menjelaskannya dengan baik wkwk.
Film ini diangkat dari novel.
Sayang sekali saya belum membaca novelnya, tapi nanti kalau ada kesempatan saya
akan coba cari dan baca novelnya lalu nonton ulang filmnya. Biasalah, untuk
perbandingan tulisan dan visualisasi. Kepuasan antara rangkaian kata dan
ekspresi yang dapat dilihat mata.
Film ini dibuka dengan Morgan Oey
yang memerankan karakter bernama Francis, seorang pianis jenius yang sudah
konser keliling dunia. Ganteng sih, jago juga, tapi jari manis kirinya sudah
bercincin:( HAHA. Baru beberapa detik sudah patah hati!!! ini film mau dikasih
rating jelek atau gimana!!! Baru opening tapi Francis sudah mau menikah dengan
wanita Spanyol apa Prancis ya lupa:( namanya Inez. Lalu Francis ini punya geng
dengan 3 orang temannya semasa SMA.
Sebenarnya 3 temannya ini sudah
temenan duluan karena rumah mereka berdekatan alias mereka tetanggaan. Lalu
kemudian, Francis pindah rumah, masuk sekolah yang sama, dan menjadi anggota
ke-4 dari geng tersebut. Anggota geng lainnya adalah; Retno (jago masak, rajin
ibadah, kalem), Farah (kesan pertama saya lihat mba Farah ini yaampun kok bisa
cantik sekaliiiii, cita-citanya jadi arsitek, bawel, kocak, playful, teman
sebangku Ucup), dan terakhir ada Ucup (nama lengkapnya Jusuf Baharudin, dia
doang yang nama lengkapnya diceritain di film ini, tukang lawak, sabar, target
bully Farah, teman sebangku Farah, calon suaminya Farah, Farah, Farah).
In my honestly opinion, kekuatan
film ini ada di setting pengambilangan adegannya. Gila cuy mantep bat keliling
dunia kali ah ahaha. Pindah-pindah negara mulu. Dan hal ini disebabkan karena
keempat sahabat itu berhasil meraih mimpi mereka (?) dan masing-masing bekerja
di negara yang berbeda-beda. Indonesia-nya diceritain pas mereka masih SMA aja,
selebihnya diambil di luar negeri wow wow wow. Sengaja diulang tiga kali agar
dramatis.
Sc: Bacapesan.com |
Ingat dengan comic yang saya skip
untuk tidak menontonnya karena kurang lucu? Yaampun dia ada di film ini!!! Saya
merasa diikutin, kena karma, dan dunia hanya selebar daun kelor. Mas comic ini
jadi penjaga kantin yang suka sama Retno (diperankan oleh Mika Tambayong). Satu
hal yang sangat mengganjal dalam pikiran saya adalah kata yang diucapkan mas
comic ini ke Retno. Dia sempat bilang, “FYI aja
nih....” wait, memang zaman dulu FYI sudah terkenal ya? Kalau
iya, baiklah. Kalau tidak, hmm fatal dong nih alur maju mundurnya jadi kurang
dapet padahal ini setting waktunya mereka masih SMA. Artinya mereka sedang di
masa lalu, sementara setting masa sekarangnya mereka sudah bekerja.
Film ini kocak-kocak-garing-dangdut
gitu, terutama kalau Farah (diperankan oleh Anggika Bolsterli) dan Ucup
(diperankan oleh Deva Mahendra) sudah muncul. Mereka ini berantem lucu mulu,
Ucup-nya gangguin Farah terus karena Ucup suka Farah tapi Farah-nya suka
Francis hiks. Ada satu adegan dimana Farah sibuk nelfonin Francis tapi tidak
ada jawaban dan Ucup sibuk nawarin Farah untuk nebeng motornya. Tak ada pilihan
lain, akhirnya Farah setuju nebeng Ucup. Sudah berhasil bujuk, Farah sudah
pakai helm, sudah duduk di jok motor eh Farah-nya ketinggalan karena motornya
di-gas kenceng HAHAHA. Kalau itu sih mungkin sudah bisa ditebak ya karena pas
di motor, kameranya hanya diarahkan ke Ucup tapi scene selanjutnya yang epic
menurut saya.
Farah merangkak di depan gerbang
sekolah HAHA dan Francis baru datang HAHA bayangin merangkak di depan gebetan
pas zaman SMA mungkin besoknya ingin pindah planet saja. Tapi jadi berkah,
Farah diantar ke UKS, dipakaikan handsaplast, dan Ucup datang. Panik. Farah-nya
ngomel-ngomel wkwk ini lucu banget sih terutama bagian Ucup harus ambil helm
yang Farah balikin tapi Ucup-nya tidak boleh mendekat. Sangat menggambarkan
betapa problematiknya pikiran perempuan.
Konfliknya ada dimana? Di saat
Francis suka sama Retno dan Retno suka sama Francis. Tapi mereka beda agama.
Nah. Bubar.
Belum deh. Hehe.
Terjalinlah cinta segiempat atau
segitiga nih. Ucup -> Farah -> Francis <-> Retno. Paham, kan? Please
paham. Retno curhat soal Francis ke Farah, Farah yang suka sama Francis hanya
bisa menyediakan telinga sambil memendam rasa sakit. Lalu lari ke Ucup, curhat
soal sakit hatinya. Padahal di saat itu, justru Ucup yang paling sakit hatinya
harus hancur dua kali. Pertama, cinta pertamanya memiliki cinta pertama yang
lain. Kedua, cinta pertamanya disakiti oleh seseorang yang merupakan cinta
pertamanya.
Ada satu lagi scene legendaris
dari Farah dan Ucup, yaitu saat Farah bilang dia suka Francis ke Ucup.
“Gua kayaknya naksir sama Francis”,
ucap Farah dengan percaya diri.
“tapi, masih kayaknya, kan? Kaya,
gua pengen martabak nih, tapi gajadi ah, gitu, kan?”, jawab Ucup setengah
panik.
“hah? Apaan sih? Gajelas. Pokoknya
gua mau nyatain sekarang ke Francis”
“iiiih ko cewe nyatain duluan?”
“gapapa! Gua mau bikin Kartini
bangga!!”
“.............tapi kalau kamu
ditolak nanti Kartini-nya sedih loh Far”, kata Ucup setengah berteriak diiringi
kepergian Farah untuk menemui Francis.
*kurang lebih seperti itu
dialognya, saya kurang ingat pasti bagaimana kalimatnya*
Kalau kalian bingung bagian mana
yang bisa bikin Kartini bangga dari nyatain cinta duluan, saya juga sama
bingungnya. Tapi Farah gagal ko. Belum sampai ditolak, tapi sudah gagal duluan.
Penasaran? Tonton filmnya. Halah.
Selain hal-hal menyenangkan yang
sudah saya sebutkan di atas, ada beberapa hal yang juga membuat saya agak
kecewa;
- Pertama, gimana bisa rasa rendang jadi penentu dari keseluruhan film ini? Bingung kan dateng-dateng ada rendang di review ini. Nah. Tonton sendiri.
- Kedua, scene kecelakaan pesawat tuh kenapa mengada-ada banget sih? Apa karena mahal ya? Yaudah oke masih bisa dimaklumi. Tapi bagian pilot mukul pramugarinya saat panik rasanya tidak bisa saya maafkan. Walaupun niatnya untuk becanda. Walaupun niatnya untuk bikin filmnya lucu. Menyontohkan kekerasaan pada perempuan bukan hal yang patut untuk dibuat becandaan, terutama untuk skala film yang ditonton seluruh Indonesia. Lebay? Biar.
- Ketiga, pas 4 sahabat ini sudah kumpul di Barcelona dengan segala perjuangannya, kenapa jari manis kirinya Retno tuh ada cincinnya sih? Detail-detail receh kaya gini mengganggu sekali. Maksudnya, ini Retno kan sedang berjuang untuk Francis, mengejar Francis, menggagalkan pernikahan Francis (garis besarnya begini), tapi kok Retno ada cincinnya??? Saya butuh penjelasan???
- Keempat, tiba-tiba Francis masuk Islam. Engga tiba-tiba juga sih. Tapi kurang ‘kena’ aja gitu faktor apa yang ‘akhirnya’ bikin dia masuk Islam setelah bertahun-tahun cintanya ke Retno terhalang agama. Inilah alasan kenapa kita harus membaca novelnya dulu sebelum nonton filmnya.
Baiklah, sudah cukup ketidakpuasannya.
Sudah cukup!! Wkwk. Saya harus kembali mengangkat derajat film mahal karya
Indonesia ini.
Yuk kita angkat perfilman Indonesia!! Sc: Bacapesan.com |
Soal perbedaan agama Retno dan
Francis, ada satu kalimat yang melekat di hati saya sampai sekarang. Kalimat
yang diucapkan orang tua Retno saat mereka tahu soal perasaan Retno ke Francis,
‘Hentikan perasaanmu. Iya kalau kamu
yang harus memilih antara dia dan agamamu, bagaimana kalau dia yang harus
memilih? Memang kamu tega membuatnya berada dipilihan seperti itu?’. Badai.
Agama memang bukan sesuatu yang bisa dipaksakan, jadi jangan memaksa orang lain
pindah keagamamu untuk pembuktian cinta. Ini masalah agama, bukan jurusan
angkot, jangan sembarangan nyuruh pindah-pindah.
Selain soal keagamaan, adegan
gurun pasir memang harus diapresiasi!! Spoiler: ada adegan naik angkot di sana,
itu kocak banget deh beneraaaan. Becandaan yang pinter menurut saya, tanpa
melukai siapapun. Dan pas angkotnya mogok juga kocak.
Sc: Bacapesan.com |
Penutup dari review ini, alasan
kenapa judulnya Belok Kanan Barcelona
sepertinya karena mereka semua belok kanan untuk ke Barcelona (oh my god,
please, sangat membantu penjelasannya). Oke, jadi, mereka kan ada di negara
yang berbeda-beda nih, tapi mereka semua berjuang untuk meluruskan cinta
segiempat tapi segitiga di antara persahabatan mereka dengan ketemu di
Barcelona. Kenapa Barcelona? Kenapa engga yang lain? Terserah penulisnya ya
tolong jangan ngatur-ngatur.
Yap. Begitulah kira-kira
penggambaran dari film Belok Kanan Barcelona. Selamat bertemu di review
lainnya. Love you all.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.