Rabu, 19 Juni 2019

BELOK KANAN BARCELONA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hey, I’m back with another film review. Kalau postingan sebelumnya saya membahas film dari negara ginseng Korea Selatan; On Your Wedding Day, kali ini saya akan membahas film dari tanah air Indonesia kita semua; Belok Kanan Barcelona. Iya, dari Indonesia tapi judulnya Barcelona. Pertanyaannya, kenapa judulnya bisa seperti itu? Ayo kita temukan jawabannya!

Alasan utama saya dapat menonton film ini adalah karena mendapat gratis quota untuk akses Maxsteam:”) jiwa fakir wifi ini sulit sekali dihilangkan, jadi sekalinya dapat gratisan harus digunakan dengan maksimal. Maxstream itu apa? Mungkin kalau pengguna Telkomzel sudah tidak asing lagi dengan quota ini. Oke, stop. I didn’t get paid for this.

Setelah selesai download aplikasi Maxstream-nya, sign up untuk akunnya, langsung lihat-lihat apa kira-kira yang menarik untuk ditonton. Awalnya mau nonton yang berbau luar negeri tapi kok ya aksesnya kudu bayar lagi ini gimana sih ngasih gratisan tapi engga gratis huft!!!. Akhirnya scroll-scroll lagi dan nemu dong! Stand up comedy untuk film Susah Sinyal wkwk ini gimana dah. Yups, jadi sempat ngakak dulu nontonin Abdul (nama comic) stand up bahas cina dan orang timur. Sehabis Abdul stand up, adalagi comic lain yang muncul tapi kok kurang lucu :p yaudah ganti cari tontonan lain.

Jujur aja butuh waktu yang lama untuk saya akhirnya memutuskan mau nonton apa. Sebab tidak ada rekomendasi dari siapa-siapa hehe mau cek dulu reviewnya tapi malas jadi harus berekspektasi dari judul dan cover film. Lalu kemudian, mata saya terpaku pada satu judul yang sempat membuat saya ingin langsung nonton di bioskop waktu filmnya baru tayang tapi gagal entah karena alasan apa. Film itu tidak lain tidak bukan adalah Belok Kanan Barcelona.

Poster
Saya ingat, saya sempat melihat sekilas trailernya. Saya juga tahu sedikit tentang overviewnya bahwa film ini menceritakan tentang persahabatan anak SMA. Tanpa pikir panjang, saya langsung play filmnya. Hmmm sayangnya screenshoot tidak bisa digunakan di sini jadi semuanya harus saya gambarkan dengan kata-kata:( tapi karena film ini terkenal jadi beberapa orang yang sudah menonton mungkin akan langsung ingat dan paham scene yang saya maksud. Nah untuk yang belum menonton, semoga review ini membantu walaupun mungkin tidak mampu membimbing untuk menjelaskannya dengan baik wkwk.


Film ini diangkat dari novel. Sayang sekali saya belum membaca novelnya, tapi nanti kalau ada kesempatan saya akan coba cari dan baca novelnya lalu nonton ulang filmnya. Biasalah, untuk perbandingan tulisan dan visualisasi. Kepuasan antara rangkaian kata dan ekspresi yang dapat dilihat mata.

Film ini dibuka dengan Morgan Oey yang memerankan karakter bernama Francis, seorang pianis jenius yang sudah konser keliling dunia. Ganteng sih, jago juga, tapi jari manis kirinya sudah bercincin:( HAHA. Baru beberapa detik sudah patah hati!!! ini film mau dikasih rating jelek atau gimana!!! Baru opening tapi Francis sudah mau menikah dengan wanita Spanyol apa Prancis ya lupa:( namanya Inez. Lalu Francis ini punya geng dengan 3 orang temannya semasa SMA. 

Sebenarnya 3 temannya ini sudah temenan duluan karena rumah mereka berdekatan alias mereka tetanggaan. Lalu kemudian, Francis pindah rumah, masuk sekolah yang sama, dan menjadi anggota ke-4 dari geng tersebut. Anggota geng lainnya adalah; Retno (jago masak, rajin ibadah, kalem), Farah (kesan pertama saya lihat mba Farah ini yaampun kok bisa cantik sekaliiiii, cita-citanya jadi arsitek, bawel, kocak, playful, teman sebangku Ucup), dan terakhir ada Ucup (nama lengkapnya Jusuf Baharudin, dia doang yang nama lengkapnya diceritain di film ini, tukang lawak, sabar, target bully Farah, teman sebangku Farah, calon suaminya Farah, Farah, Farah).

In my honestly opinion, kekuatan film ini ada di setting pengambilangan adegannya. Gila cuy mantep bat keliling dunia kali ah ahaha. Pindah-pindah negara mulu. Dan hal ini disebabkan karena keempat sahabat itu berhasil meraih mimpi mereka (?) dan masing-masing bekerja di negara yang berbeda-beda. Indonesia-nya diceritain pas mereka masih SMA aja, selebihnya diambil di luar negeri wow wow wow. Sengaja diulang tiga kali agar dramatis.

Sc: Bacapesan.com

Ingat dengan comic yang saya skip untuk tidak menontonnya karena kurang lucu? Yaampun dia ada di film ini!!! Saya merasa diikutin, kena karma, dan dunia hanya selebar daun kelor. Mas comic ini jadi penjaga kantin yang suka sama Retno (diperankan oleh Mika Tambayong). Satu hal yang sangat mengganjal dalam pikiran saya adalah kata yang diucapkan mas comic ini ke Retno. Dia sempat bilang, “FYI aja nih....” wait, memang zaman dulu FYI sudah terkenal ya? Kalau iya, baiklah. Kalau tidak, hmm fatal dong nih alur maju mundurnya jadi kurang dapet padahal ini setting waktunya mereka masih SMA. Artinya mereka sedang di masa lalu, sementara setting masa sekarangnya mereka sudah bekerja. 

Film ini kocak-kocak-garing-dangdut gitu, terutama kalau Farah (diperankan oleh Anggika Bolsterli) dan Ucup (diperankan oleh Deva Mahendra) sudah muncul. Mereka ini berantem lucu mulu, Ucup-nya gangguin Farah terus karena Ucup suka Farah tapi Farah-nya suka Francis hiks. Ada satu adegan dimana Farah sibuk nelfonin Francis tapi tidak ada jawaban dan Ucup sibuk nawarin Farah untuk nebeng motornya. Tak ada pilihan lain, akhirnya Farah setuju nebeng Ucup. Sudah berhasil bujuk, Farah sudah pakai helm, sudah duduk di jok motor eh Farah-nya ketinggalan karena motornya di-gas kenceng HAHAHA. Kalau itu sih mungkin sudah bisa ditebak ya karena pas di motor, kameranya hanya diarahkan ke Ucup tapi scene selanjutnya yang epic menurut saya.

Farah merangkak di depan gerbang sekolah HAHA dan Francis baru datang HAHA bayangin merangkak di depan gebetan pas zaman SMA mungkin besoknya ingin pindah planet saja. Tapi jadi berkah, Farah diantar ke UKS, dipakaikan handsaplast, dan Ucup datang. Panik. Farah-nya ngomel-ngomel wkwk ini lucu banget sih terutama bagian Ucup harus ambil helm yang Farah balikin tapi Ucup-nya tidak boleh mendekat. Sangat menggambarkan betapa problematiknya pikiran perempuan.
Konfliknya ada dimana? Di saat Francis suka sama Retno dan Retno suka sama Francis. Tapi mereka beda agama. Nah. Bubar.

Belum deh. Hehe.
Terjalinlah cinta segiempat atau segitiga nih. Ucup -> Farah -> Francis <-> Retno. Paham, kan? Please paham. Retno curhat soal Francis ke Farah, Farah yang suka sama Francis hanya bisa menyediakan telinga sambil memendam rasa sakit. Lalu lari ke Ucup, curhat soal sakit hatinya. Padahal di saat itu, justru Ucup yang paling sakit hatinya harus hancur dua kali. Pertama, cinta pertamanya memiliki cinta pertama yang lain. Kedua, cinta pertamanya disakiti oleh seseorang yang merupakan cinta pertamanya.

Ada satu lagi scene legendaris dari Farah dan Ucup, yaitu saat Farah bilang dia suka Francis ke Ucup.
“Gua kayaknya naksir sama Francis”, ucap Farah dengan percaya diri.
“tapi, masih kayaknya, kan? Kaya, gua pengen martabak nih, tapi gajadi ah, gitu, kan?”, jawab Ucup setengah panik.
“hah? Apaan sih? Gajelas. Pokoknya gua mau nyatain sekarang ke Francis”
“iiiih ko cewe nyatain duluan?”
“gapapa! Gua mau bikin Kartini bangga!!”
“.............tapi kalau kamu ditolak nanti Kartini-nya sedih loh Far”, kata Ucup setengah berteriak diiringi kepergian Farah untuk menemui Francis.
*kurang lebih seperti itu dialognya, saya kurang ingat pasti bagaimana kalimatnya*

Kalau kalian bingung bagian mana yang bisa bikin Kartini bangga dari nyatain cinta duluan, saya juga sama bingungnya. Tapi Farah gagal ko. Belum sampai ditolak, tapi sudah gagal duluan. Penasaran? Tonton filmnya. Halah.

Selain hal-hal menyenangkan yang sudah saya sebutkan di atas, ada beberapa hal yang juga membuat saya agak kecewa;
  • Pertama, gimana bisa rasa rendang jadi penentu dari keseluruhan film ini? Bingung kan dateng-dateng ada rendang di review ini. Nah. Tonton sendiri. 
  •  Kedua, scene kecelakaan pesawat tuh kenapa mengada-ada banget sih? Apa karena mahal ya? Yaudah oke masih bisa dimaklumi. Tapi bagian pilot mukul pramugarinya saat panik rasanya tidak bisa saya maafkan. Walaupun niatnya untuk becanda. Walaupun niatnya untuk bikin filmnya lucu. Menyontohkan kekerasaan pada perempuan bukan hal yang patut untuk dibuat becandaan, terutama untuk skala film yang ditonton seluruh Indonesia. Lebay? Biar. 
  • Ketiga, pas 4 sahabat ini sudah kumpul di Barcelona dengan segala perjuangannya, kenapa jari manis kirinya Retno tuh ada cincinnya sih? Detail-detail receh kaya gini mengganggu sekali. Maksudnya, ini Retno kan sedang berjuang untuk Francis, mengejar Francis, menggagalkan pernikahan Francis (garis besarnya begini), tapi kok Retno ada cincinnya??? Saya butuh penjelasan??? 
  •  Keempat, tiba-tiba Francis masuk Islam. Engga tiba-tiba juga sih. Tapi kurang ‘kena’ aja gitu faktor apa yang ‘akhirnya’ bikin dia masuk Islam setelah bertahun-tahun cintanya ke Retno terhalang agama. Inilah alasan kenapa kita harus membaca novelnya dulu sebelum nonton filmnya.
Baiklah, sudah cukup ketidakpuasannya. Sudah cukup!! Wkwk. Saya harus kembali mengangkat derajat film mahal karya Indonesia ini.
Yuk kita angkat perfilman Indonesia!! Sc: Bacapesan.com
Soal perbedaan agama Retno dan Francis, ada satu kalimat yang melekat di hati saya sampai sekarang. Kalimat yang diucapkan orang tua Retno saat mereka tahu soal perasaan Retno ke Francis, ‘Hentikan perasaanmu. Iya kalau kamu yang harus memilih antara dia dan agamamu, bagaimana kalau dia yang harus memilih? Memang kamu tega membuatnya berada dipilihan seperti itu?’. Badai. Agama memang bukan sesuatu yang bisa dipaksakan, jadi jangan memaksa orang lain pindah keagamamu untuk pembuktian cinta. Ini masalah agama, bukan jurusan angkot, jangan sembarangan nyuruh pindah-pindah.

Selain soal keagamaan, adegan gurun pasir memang harus diapresiasi!! Spoiler: ada adegan naik angkot di sana, itu kocak banget deh beneraaaan. Becandaan yang pinter menurut saya, tanpa melukai siapapun. Dan pas angkotnya mogok juga kocak.
Sc: Bacapesan.com
Penutup dari review ini, alasan kenapa judulnya Belok Kanan Barcelona sepertinya karena mereka semua belok kanan untuk ke Barcelona (oh my god, please, sangat membantu penjelasannya). Oke, jadi, mereka kan ada di negara yang berbeda-beda nih, tapi mereka semua berjuang untuk meluruskan cinta segiempat tapi segitiga di antara persahabatan mereka dengan ketemu di Barcelona. Kenapa Barcelona? Kenapa engga yang lain? Terserah penulisnya ya tolong jangan ngatur-ngatur.

Yap. Begitulah kira-kira penggambaran dari film Belok Kanan Barcelona. Selamat bertemu di review lainnya. Love you all.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Categories: , , ,

0 komentar:

Posting Komentar