Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Setelah sekian lama, saya datang
lagi dengan review film!!! You all should be exited wkwk.
Thanks to Irma, teman yang saya temukan
di SMP, teman yang dekat dengan saya saat SMA, teman yang masih berteman dengan
saya walau berbeda tempat kuliah, teman hingga sekarang kami berdua sudah lulus
kuliah ;) terima kasih sudah berteman dengan saya dan mengenalkan saya pada
banyak tontonan Korea. Terima kasih sudah membuat saya menulis.
Sebenarnya Irma hanya ingin
sekadar review receh sebatas bahas di chat WhatsApp, tapi saya tanggapi dengan
sangat serius melalui posting ini yaampun Irma harus terharu. 28 Mei 2019,
sepulang saya mengurus kehilangan e-KTP di kantor Kecamatan, saya harus
menunggu 3 jam untuk pengisian game di PS3 pesanan adik saya. 3 jam telalu lama
untuk dihabiskan jika hanya dengan menunggu, jadi saya putuskan untuk main ke
rumah Irma dengan iming-iming free access wifi yeay!
Singkat cerita saya sampai di kamarnya
yang baru pertama kali saya lihat. Bertahun-tahun kami berteman, hanya dia yang
tahu bagaimana bentuk kamar saya. Tapi bagi saya, itu pertama kalinya saya
melihat dimana Irma tidur, makan, dan belajar. Haruskah saya ceritakan
bagaimana seisi kamarnya? Haha.
Di atas tempat tidurnya, saya
sibuk mendengarkan Irma berbangga diri dengan ajushi (laki-laki umur 30 ke atas
gitulah) barunya disebuah drama (Do Min Ik di The Secret Life of My Secretary).
Aktor yang memerankan Do Min Ik inilah yang membuat saya sampai kepada film On Your Wedding Day, sebab di film itu
dia juga menjadi pemeran utamanya, yaitu yang memerankan Hwang Woo Yeon. Tentu
saja saya juga harus menonton dramanya; The
Secret Life of My Secretary. Penurut banget memang anaknya saya nih:(
jadi mungkin nanti akan saya buat juga reviewnya.
Beberapa googling saya lakukan
untuk menambah bahan review ini, ternyata yang memerankan Hwang Woo Yeon itu bernama
Kim Young Kwang. Pemeran utama
wanita yang memerankan Hwan Seung Hee bernama Park
Bo Young, dan beginilah penampakan castnya setelah buka google:
Overviewnya segitu doang:”)
singkat, padat, jelas, tonton aja dah sendiri biar paham, gitu kali ya
maksudnya. berdasarkan ratting dan reviewnya hmmm well, kusetuju dengan
netizen. Ceritanya rapih, tidak bertele-tele dan mengada-ada, membahas
kehidupan manusia biasa yang dikemas romantic-comedy.
Kalau diingat-ingat, saya tak
banyak tahu soal film Korea. Jujur saja, saya jarang menontonnya. On Your
Wedding Day bahkan hanya sampai pada urutan ke-15 film Korea yang sudah pernah
saya tonton selama hidup. Haruskah saya urutkan? Ghost, Secretly Greatly, Miracle In Cell No. 7, Wedding Dress, A Moment
To Remember, 4th Periode Mystery, A Werewolf Boy, Train To Busan, Hyung, Room
No. 7, Along With The God, Swing Kids, Shoot Me In The Heart, Extreme Job,
hingga akhirnya sampailah pada On Your Wedding
Day. Kalau ditotal jumlahnya hanya ada 15 :”) tapi ke 15 film itu bagus
dan recommended kok untuk ditonton karena sayapun menontonnya berdasarkan
recommend dari teman-teman saya.
Suatu kesalahan fatal yang saya lakukan
di sini adalah baru kepikiran untuk review saat sudah selesai nonton hhhhh jadi
harus mengulang nonton untuk mencari quotes lucu dan moments berkesannya yang
mana. Tapi gapapa, karena kusayang Irma,
jadi gpp.
Poster |
Pertama-tama, hanya dengan
melihat judulnya, kita sudah dapat berfirasat sad ending, bukan? Iya, sad
ending. Tak meleset sama sekali. Sudah tertulis dengan jelas juga di
overviewnya “a man receives a wedding invitation from his first love, whom he met in
high school”, so, what we need to expect?
Kedua, pemeran utama film ini bagus sekali aktingnya. Fakta ini juga banyak dibahas sebagai alasan utama harus menonton film ini dengan keyword strong acting. Terutama first lead actor-nya, Kim Young Kwang, seperti yang Irma bilang, setiap detik ekspresi wajahnya selalu bercerita. Sebenarnya akting Park Bo Young juga tidak kalah bagus, hanya saja di sini dia jadi wanita jutek-keren-menyebalkan-independen gitu jadi kebanyakan sinis dan ngomel mulu hehe. Sementara Kim Young Kwang di sini aktingnya variatif sekali karena karakternya ceroboh kocak gitu. Ketiga, perbedaan tinggi mereka ini manis sekali untuk dilihat. Terpenting sih ini haha.
Kedua, pemeran utama film ini bagus sekali aktingnya. Fakta ini juga banyak dibahas sebagai alasan utama harus menonton film ini dengan keyword strong acting. Terutama first lead actor-nya, Kim Young Kwang, seperti yang Irma bilang, setiap detik ekspresi wajahnya selalu bercerita. Sebenarnya akting Park Bo Young juga tidak kalah bagus, hanya saja di sini dia jadi wanita jutek-keren-menyebalkan-independen gitu jadi kebanyakan sinis dan ngomel mulu hehe. Sementara Kim Young Kwang di sini aktingnya variatif sekali karena karakternya ceroboh kocak gitu. Ketiga, perbedaan tinggi mereka ini manis sekali untuk dilihat. Terpenting sih ini haha.
Lucu kannnnnnn. |
Film ini dibuka dengan permainan
rugby, yang saya kira memang sungguh sedang dimainkan tapi ternyata itu hanya
khalayan yang sedang diceritakan, tapi ternyata sang pemeran utama (Hwang Woo
Yeon) dulunya memang pernah jadi pemain rugby sungguhan :”) complicated sekali
ya kaya menghindari jalanan rusak di Cikarang:”) tapi opening quote-nya bagus,
here we go:
Lalu karena alur dalam film ini
maju-mundur, menceritakan kehidupan SMA, kuliah, dan kerja mereka saat ini,
jadi saat membahas kehidupan SMAnya seperti mengulang masa lalu bagi anak
seumuran saya. Sebab entahlah sepertinya anak zaman sekarang tidak akan relate
dengan hal-hal lucu ini:
Dulu paling keren nih kalo punya ginian. |
yaampun dulu saya sering ditulisin ‘aku orang gila’ ‘aku suka a’ ‘aku maling jambu’ pas SD mainannya kaya gini huhu |
saya belum pernah sih bolos yang sampai manjat-manjat gini, palingan ya pura-pura sakit, ikut kondangan, dan malas olahraga. Tapi iya, benar, saya pernah bolos. Iya. Itu fakta. |
Mungkin, kalian semua berpendapat
bahwa perjuangan Hwang Woo Yeon begitu heroik. Sehebat Dilan memperjuangkan
Milea deh pokoknya. Tapi jika dilihat sekali lagi, Hwan Seung Hee juga berjuang
ko. Ia tahu berantem bukan hal yang baik, bonyok tiap saat juga hal yang
menyakitkan untuk dilihat setiap hari, makanya Hwan Seung Hee ingin Hwang Woo
Yeon berhenti berantem.
Ada satu scene yang menurut saya unforgetable
yaitu, saat mereka sedang makan di kantin tapi tiba-tiba ada manusia rese yang
lempar susu kotak ke kepala Hwang Woo Yeon sampai berceceran susunya karena kotaknya
pecah jadi cairannya mental ke seluruh penjuru kota. Tapi karena Hwang Woo Yeon
sudah janji tidak berantem lagi, jadi dia hanya bisa bersihin susu di wajah
Hwan Seung Hee, pun bahkan saat dipukulin, Hwang Woo Yeon sama sekali tidak
menyerang balik. Girls, we got a better man than Dilan.
Hwang Woo Yeon ini benar-benar
tipe berandalan SMA yang sekolah hanya untuk datang dan main-main, tapi sekali
lagi, Hwan Seung Hee mengubah pandangannya akan hal tersebut. Keren banget kan
wanita satu ini? So girls, we need to be a better Milea.
Dan benar, Hwang Woo Yeon sungguh
belajar dengan giat sampai dirantai wkwk untuk menyusul Hwan Seung Hee kuliah.
Kamar yang awalnya polos jadi penuh dengan sticky note review belajarnya, biasa
main PS jadi nontonin video pembelajaran, biasanya kumpul tidak jelas jadi
belajar bersama.
Lantas jika kisah mereka sebegitu
manisnya, mengapa tak bisa bersama?
Timing and fate?
Semua karena ketakutan tak
berarti soal penyesalan yang membuat buta akan masa depan. Karena Hwang Woo
Yeon mendikte dirinya untuk menjadi lebih hebat setiap melihat Hwan Seung Hee
selalu berada di atasnya, berada diluar kemampuannya, padahal Hwan Seung Hee
tak perlu terbang tinggi untuk digapai. Hwan Seung Hee sudah turun sendiri
menyamakan kedudukannya dengan Hwang Woo Yeon, tanpa pernah memandang rendah
dirinya, menunggunya untuk bangkit bersama-sama.
Ini awal mula musibah terjadi |
Semua karena curhatan ini, yang
ternyata terdengar oleh Seung Hee. Masalahnya ini dibahas pas banget ayahnya
baru saja meninggal bahkan pemakamannya masih berlangsung.
Dan berakhir karena didukung oleh
trauma. Tolong, jangan pernah bermain dengan trauma seseorang. Terutama setelah
baca ini dan menonton filmnya. Trauma itu seperti bayangan, selalu membayangi,
kalau ada orang yang memperjelas bayangan itu, maka akan semakin menakutkan.
Dan Hwan Seung Hee, tidak ingin merasakan sakit yang sama dengan seseorang yang
mampu mengingatkannya kapan saja akan rasa sakit itu.
Selain trauma, ada satu hal lagi
yang seperti bayangan, yaitu kebiasaan. Selamanya, mungkin tak bisa
dihilangkan. Akan selalu teringat dan dilakukan berulang. Sama seperti Hwang
Woo Yeon yang masih selalu menggunakan 0508 (ulang tahun Hwan Seung Hee) untuk
setiap password yang ia perlukan.
Hingga sampailah kita pada sad
ending yang ditunggu-tunggu. Hwan Seung Hee menikah dengan laki-laki lain. Apa
kabar Hwang Woo Yeon? Tentu sakit, tapi akhirnya ia sadar akan kesalahannya,
sadar akan pengorbanan Hwan Seung Hee, dan mendoakan setulus hati kebahagiaan
Hwan Seung Hee dengan suaminya.
Akhir dari yang terakhir, inilah
penutup untuk menutup review ini. Semoga dari film ini kita semua dapat
belajar, bahwa ‘berubah’ itu mungkin, terutama dengan kekuatan cinta. Elahhhh.
Entah berubah ke arah mana, tapi kalimat ‘usaha tidak akan mengkhianati hasil’
sungguh masih berfungsi di dunia ini. Saya doakan semoga arah berubahnya selalu
menuju kebaikan. Well, here is a message from Hwang Woo Yeon for Hwan Seung
Hee, me, you, and all of us:
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
0 komentar:
Posting Komentar