Senin, 07 Januari 2019

PEMENUH KEWAJIBAN


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Iseng buka-buka file lama dan menemukan file ini:D kalau tidak salah ingat, ini tulisan saya yang pernah di-posting di salah satu blog untuk keperluan organisasi atau apalah lupa hehe. Dan sekarang, blognya itu sudah tidak aktif jadi daripada mubazir lebih baik saya posting ulang di sini hehe.

Klaim: sama sekali tidak ada maksud menggurui, hanya sekadar berbagi ilmu yang dimiliki meski tak banyak. “Bagikan walau hanya satu ayat”, iya kan?

Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang wanita yang menanggalkan pakaiannya di luar rumah, yakni membuka auratnya untuk laki-laki lain, maka Allah Azza wa Jalla akan mengelupaskan kulit tubuh si wanita itu. (HR Imam Ahmad, Thabrani, Hakim, dan Baihaki)

Perkenalkan, inilah sang pemenuh kewajiban muslimah.

Pada suatu hari, ada 2 orang wanita yang sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Wanita yang pertama berakhlak sholehah, menyayangi ibunya melebihi menyayangi dirinya sendiri, selalu menolong disetiap kesusahan saudaranya, tebar senyum dimanapun dia berada, dan saat ia membuka mulut maka tak akan terdengar kata-kata menyakitkan untuk mereka yang mendengarnya.

Wanita yang kedua ini berbeda. Ia masih berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluh disetiap kesulitannya, kadang muka judesnya terpampang seharian, mencoba membuka mata untuk melihat sekelilingnya yang ditimpa kesusahan lebih darinya, meraba-raba apa yang harus ia lakukan agar ibunya bahagia, dan sedang memahami sebaik-baiknya makna dari kalimat “bicara yang baik atau diam”.

Satu hal yang paling membedakan mereka dari perbedaan-perbedaan tersebut adalah jilbab. Sang wanita pertama dengan segala –hampir- kesempurnaan hatinya, hati yang baik dan penyayang itu justru belum terbuka untuk menerima jilbab. Sementara sang wanita kedua yang merangkak menuju kesempurnaan hatinya justru telah mencintai jilbab dengan sepenuh jiwa raganya.

Kedua wanita ini sama-sama berada dijalan taqwa dengan bekal yang berbeda. Segala sesuatu yang dimiliki wanita pertama itu diibaratkan sebagai roti, susu, coklat, ikan bakar, ayam goreng, pizza, dan air mineral. Sementara yang wanita kedua miliki itu perumpamaannya adalah sebuah keranjang.

Mungkin awalnya keranjang sang wanita kedua itu tak ada isinya. Namun diperjalanan taqwa itu, ia mulai mengisinya. Perlahan-lahan, air mineral masuk di dalam keranjang sang wanita kedua itu. Lalu roti, kemudian susu, dan semakin lama ia berjalan kedepan ia mendapatkan coklat. InsyaAllah dengan keistiqamahannya, ia akan mendapatkan semua bekal yang diperlukan. Tak ada yang salah dengan kebaikan sang wanita pertama yang bekalnya berlimpah ruah itu, hanya saja ia akan kesulitan untuk membawanya jika tanpa keranjang.

Rasulullah SAW bersabda, Wahai Asma, sesungguhnya wanita itu bila sudah menstruasi (baligh) tidak pantas terlihat tubuhnya kecuali ini dan ini. Dan beliau menunjukkan muka dan telapak tangannya. (HR Abu Dawud dan Aisyah)

Begitulah, bagi saya jilbab adalah wadah. Dan dalam kasus ini wadah tersebut adalah keranjang yang akan isi dengan perbuatan baik, tulus, ikhlas, dan -insyaAllah mudah-mudahan- bisa istiqamah. Aamiin.

“Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya, dan janganlah menampakkan auratnya kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para playan laki-laki (tua) yang tidak memiliki keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan.
Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah SWT wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. (An-Nuur: 31)

Jilbab adalah pemenuh kewajiban yang telah Allah SWT perintahkan secara jelas dan terang-terangan dalam Al-Qur’an. Jilbab adalah sebuah hal mutlak yang jika tidak dipenuhi sudah gamblang apa hukumannya. Namun perbuatan baik yang saat ini telah terlaksana dengan baik juga bukan hal yang sia-sia. Oleh karena itu, mulailah kenakan jilbab sebagai pemenuh kewajiban.

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu. (Al-Ahzab: 59)

Jilbabmu tak punya banyak waktu untuk menunggu kamu datang, kesiapanmu tak layak diperdebatkan, semua pembelaanmu untuk menunda-nunda semoga disegerakan. Mulailah! Maka siapmu telah siap, tunda-menundamu telah selesai, dan tibalah padamu kecintaan akan jilbab insyaAllah.

0 komentar:

Posting Komentar