Minggu, 16 Februari 2020

MY 1ST MONTH OF JAPAN'S LIFE


11 Februari 2020 00:55, aku baru saja selesai menulis buku harian. Malam tadi paket roamingku habis sudah. Tapi mataku belum mau terpejam, daripada sia-sia aku pilih untuk meluangkan waktu di sini. Di note smartphone ku yang tidak smart.

Cieee setelah menceritakan seminggu pertama, sekarang sebulan pertama. Apakah ini pertanda bahwa Alya sudah berubah dan akan rajin menulis? Tentu saja tidak. Kalau malas lebih mengalahkanku, aku bisa apa? Salah satu warga Twitter pernah bilang, sekuat apapun kalau Tuhan sudah kasih ngantuk, hambaNya bisa apa? Maka yasudahlah. Kalau nanti aku kalah dengan malas dan ngantuk, yasudahlah. Tapi dengan sekuat tenaga kuserang balik.

Masih soal Jepang yang baru kupijak beberapa minggu lalu, aku mau melanjutkan cerita. Kalau diukur-ukur dari tingkat urgensi, kewajiban, dan faktor-faktor lainnya, menulis hal-hal seperti ini seharusnya jadi yang terakhir dilakukan. Tapi gimana? Aku bisa gila kalau tidak meluangkan waktu untuk hobi menulisku. Aku perlu menyelamatkan diri sendiri.

Aku baik-baik saja, itulah kabarku. Udara di Jepang sungguh memiliki kualitas yang berbeda jauh dengan Cikarang. Sangat amat. Apalagi di sini tidak ada abang-abang jajanan pinggir jalan, jadi jajanannya lebih sehat. 

Tapi tetap saja sih kangen. Kangen gorengan yang bercampur asap kendaraan, kangen baso dan micin-micinnya, kangen bubur ayam demi apapun ga bohong inimah:(( pernah sekali berdebat dengan Reksa (teman magangku) soal bubur diaduk dan tidak diaduk. Rasanya hampa sekali. Kami memperdebatkan makanan yang tidak bisa kami makan hingga Januari 2021 nanti:") tak perlu dihitung berapa lama lagi, lukaku tak perlu ditambah garam.

Aku juga kangen martabak yang bisa diakses tiap malam-malam gabut yang perlu manis-manis. Aku baru sebulan di sini and I'm craving for Indonesian food:(( Di Toride nih beneran gak ada abang-abang pinggir jalan:( aku pengen kasih tahu ke mereka kalau peluang bisnis terbuka lebar jika kalian buka warung kopi, wedang, atau sekadar pecel lele di depan rumah masing-masing. Kenapa orang Jepang gak bisa melihat peluang usaha sih:") WKWKWK LUCU BGT AL LUCU. Oke, lupakan.

Lantas, bagaimana kabarmu? Semoga kamu juga baik-baik saja. Aku tahu Cikarang masih panas, tidak perlu kutanyakan sebab seumur hidupku, pun aku memang tinggal di Cikarang. Bagaimana keadaan di sana sudah ku hafal tanpa sengaja. Kuingat setiap sudutnya yang penuh sesak. Ramainya Cikarang, sungguh meramaikan hidupku juga.

Di sini dingin, berlipat-lipat ganda. Dan hal itu membuatku mengenakan pakaian yang berlipat-lipat ganda pula. Aku bahkan mengenakan 2 kaos kaki sekaligus donggg kurang wow apa. Pakai baju 3, celana + legging, pakai sarung tangan pula sebab jari-jari serasa beku. Jadi setiap aku dan teman-temanku sedang mengenakan sepatu dan semua peretelan-peretelan untuk melindungi dingin, Rere selalu bilang, 'kita kaya mau perang ya' WKWKWK IYA PERANG LAWAN SUHU.

Beberapa hal yang membuat satu bulanku menyenangkan adalah bagian jalan-jalannya. Alhamdulillah aku sempat ke Ueno, Tokyo. Di sana aku keliling Asakusa. Bangunan-bangunannya bagus...aku hanya mampu mengagumi. Betapa manusia dengan jiwa-jiwa seni mampu membahagiakan hati orang lain dengan karyanya. Mampu memberikan hadiah bagi setiap mata yang memandang. Di sana banyak sekali jajanan; mulai dari makanan, pernak-pernik, kaos, oleh-oleh, macam-macam lah semua ada. Kalau jodoh dicari di sana juga mungkin ada. Coba saja.

Dari Asakusa, aku dan teman-teman pergi menuju Tokyo National Museum. Parah sih depannya aja keren banget. Dan di sebrangnya ada taman yang sungguh amat luas. Seluas hati ibu menyayangi anaknya. Kayaknya gitu deh konsepnya. Habisnya sangat membuat nyaman. Belum apa-apa sudah disambut dengan air mancur dan deretan bunga. Gedung-gedungnya benar-benar juara. Ada kebun binatang, kuil, bahkan food truck, pertunjukkan seni, musik, yaampun apa aja ada tapi sayangnya ga nemu seblak. Lagi-lagi ada peluang usaha yang dilewatkan masyarakat Jepang.

Sebenarnya kami mau coba makan di toko yang serba halal gitu namanya Ayam Ya, tapi pas sampai di sana ternyata tutup. Tokonya pindah dong guys:") tapi di dekat situ ada taman bermainnya. The real taman bermain yang ada perosotan, ayunan, dan pokoknya kalo tidak mengingat umur sendiri, aku mau ikutan main juga. Kami duduk-duduk rehat di sana sambil searching mau makan dimana. Hingga akhirnya pilihan jatuh ke Saizeria karena dekat dengan stasiun biar sekalian pulang.

Lalu dilain hari, aku berhasil mewujudkan salah satu impianku untuk berkunjung ke perpustakaan. Special thanks untuk Erizal yang mau membantuku dan Anggita yang sempat kebingungan karena tak tahu arah menuju perpustakaan. Ditambah Alu yang akhirnya ikut juga. Saat sampai di perpustakaan, sungguh benar-benar perpustakaan. Hah gimana? Wkwk. Penuh buku yang aku sukai. Penuh orang yang membaca. Sedihnya aku hanya mampu duduk dan mengambil buku cerita anak-anak. Kemampuan kanjiku mengkhawatirkan, tak ada novel yang mampu kubaca. Buku dongeng anak-anakpun aku baca dengan bantuan kamus wkwk.

Selain jalan-jalan sendiri, gakkou (sekolah) tempatku belajar juga menyediakan study tour ke beberapa tempat yang sangat menarik. Pertama, kami diajak ke Bantar Gebang-nya Toride wkwk. Super canggih, super besar, super bersih, ini tempat pengolahan sampah yang kalau ditiru Indonesia maka setengah permasalahan di negeriku mungkin bisa selesai. Halah. 

Kedua, ke tempat simulasi bencana. Parah sih aku seneng banget karena bisa ke sini. Kami diajak ngerasain gempa, taifu, memadamkan kebakaran, pokoknya seru kaya ke Dufan.

Alhamdulillah setelah beberapa hari, kami dikasih kesempatan untuk mempraktekkan cara melindungi diri dengan dikasih gempa beneran:( aku ingat betul bahwa itu jam 2 pagi, iPhone kak Mirha teriak kencang-kencang, "Jising desu, jising desu!" (Ada gempa! Ada gempa!). Berkali-kali.

Aku terbangun, memanggil nama kak Mirha, dan yaudah. Getar semuanya; mulai dari kasur tempatku tidur, lampu kamar, dan semua benda-bendanya yang ada. Yang kulakukan pada saat itu hanya sampai terduduk di kasur lantai 2, tidak turun, tidak melindungi kepala dengan bantal, tidak berlindung di bawah meja. Pokoknya ilmunya gaada yang dipake dan lanjut tidur lagi:") aku beneran warga santuynya Indonesia ternyata. Tanah air, aku sudah cukup membanggakankah?

Dan yang terakhir, kami berkunjung ke Kirin Beer. Iya. Beer. Apakah kami dibolehkan minum beer di sana? Yap. Dibolehkan. Maksimal 3 gelas. Tapi karena aku muslim, aku memilih untuk minum jus jeruk dan jus apel. Jus apelnya enak:( rasa Fruittea Apel tapi ini lebih segerrr. Enak pokoknya mau bawa pulang buat stock tapi gagitu cara mainnya... Ini study tour bukan kondangan ke nikahan tetangga. 

Yaudah abis minum-minum, pulang deh. Pulang ke gakkou untuk belajar lagi WKWKWK serius ini. Belajar! Nulis nikki (diary dalam bahasa Jepang) dibuku yang sudah disediakan gakkou. Setiap hari memang harus ditulis. Beserta kotoba (kata) baru perhari minimal 3 kotoba. Sejauh ini sudah lebih dari 10 hari aku tidak mengisi bagian kotobanya karena sibuk baca novel. 10hari x 3kotoba = 30. Wow. Hebat sekali Alya dalam menumpuk pekerjaan dan mengejar deadline.

Kak Efri pernah bilang, bener kata Shinchan kalau seluruh kota merupakan tempat bermain yang asik. Nah. Setujuuu. Akutuh ya di sini jalan-jalan ya benar-benar dihabiskan dengan "jalan". The real jalan dengan menggunakan kedua kaki. Jaraknya bisa satu jam untuk sampai ketujuan, misal ke Wonder Rex. Atau ke Daiso dan perpustakaan bisa setengah jam. Tapi ya menyenangkan aja. Mungkin karena dilewati bersama teman-teman jadi tak puas-puas obrolan kami habiskan diperjalanan. Cape sudah pasti, kakiku kalau punya mulut mungkin sudah teriak-teriak minta tolong karena lelah. Tapi lelahnya terbayar. Lelahnya membahagiakan.

Yap begitulah rangkumannya. Banyak sekali yang ingin kubagi tapi mengetik dengan HP sedikit-banyak menyusahkanku. Salah satu penyesalan terbesarku tak membawa serta notebook untuk keperluan menulisku. Tapi biarlah. Biar perjuangan menulisku ada ceritanya, ada keluh kesahnya, agar kubagi dengan kalian yang membaca. Oleh karena itu, aku akan datang lagi. Tunggu saja, nanti akan kuberi kabar. Dadah.

Categories: ,

1 komentar: