Selasa, 04 Februari 2020

SURAT UNTUK VEREN

Sepertinya ini saat yang tepat untuk kembali mengganggu Veren dengan tulisan-tulisanku. Hobiku memang menulis; apapun itu, dimanapun itu. Salah satu yang paling menyenangkan bagiku adalah menulis surat, meski kadang menyulitkan orang-orang yang menerima dan membacanya. Tapi tak apa, sebab hobi keduaku adalah menyusahkan. Oke. Sip.

Untuk pembukaan, aku mau post ulang salah satu suratku.

Untuk 'de' yang selalu kupanggil.

De, aku gabisa larang kamu buat gabikin masalah. Sebab selama ini, pun aku memang sumber masalah.

De, aku mau pesan banyak hal tapi semua kata lenyap tiap berkaca diri. Pun aku bukan manusia yang layak ditiru.

De, aku ini memang gaada bagus-bagusnya. Jadi kaka juga gaada fungsinya. Gabisa apa-apa. Bisaku cuma menyayangimu.

De, aku tahu kamu pasti akan baik-baik saja. Terima kasih karena sudah selalu jadi manusia kuat. Ayo lebih  kuat lagi.


  • Veren itu siapa?
Biar aku kenalkan dulu. Nama lengkapnya Veren Karmeilita. Aku lupa tanggal lahirnya, tapi aku yakin tahunnya 1998. Nanti kutanyakan lagi. Veren biasa aku panggil 'de', sebab memang umurnya lebih muda dibanding aku. Lalu soal kedewasaan? Tentu saja. Tentu saja Veren yang lebih dewasa WKWK.

Dia yang selalu datang untuk menjemputku sarapan. Tanpa dia, entah berapa sarapan yang akan aku lewati karena malas. Dia yang selalu mengajakku untuk membawa bekal makan siang. Tanpa dia, entah berapa siang yang perlu aku isi dengan somay. Dia yang selalu melarang minum kopi, tapi justru selalu datang tiba-tiba dengan kopi. Tanpa dia, entah berapa kafein yang tidak tercukupi dalam hidupku.

  • Veren dimana?
Veren bisa dimana-mana, tapi lebih sering di sampingku. Halah.

  • Veren kenapa?
Tentu saja dia tidak apa-apa. Dia baik-baik saja. Dia sehat walafiat dan tidak kekurangan suatu apapun. Tolong doakan dia untuk selalu sehat dan bahagia. I love her. She deserves the world.

  • Veren bagaimana?
Pertama, dia cantik. Matanya sipit dan berkacamata. Kulitnya putih. Ayahnya memang orang China. Genetiknya terlalu bagus untuk tidak membuatnya cantik. Senyumnya manis, apalagi dengan deretan gigi gingsulnya. Kalau pakai baju suka nabrak-nabrak tapi cantiknya membantunya. Lama-lama aku jadi soudzon, jangan-jangan sebenarnya Veren jago fashion tapi cuma merendah saja karena aku tidak pandai berpakaian.

Veren itu cepet banget. Segala sesuatu yang ia kerjakan pasti lekas selesai. Anaknya asik, gamau ribet, tapi bablas jadi cuek bebek. Suka banget makan, apa aja dimakan asalkan itu makanan. Partner ku dalam makan banyak pokoknya. Lalu soal minuman, dia bisa disamakan dengan unta. Manusia yang bikin tagihan galon jebol pokoknya wkw. Aku sebaliknya, aku jarang minum air bening. Sebab kalau air putih itu susu. Yaela, Al. Kalau ditotal, jumlah kafein yang aku konsumsi sudah dapat dipastikan akan lebih banyak. Aku malas dimarahi Veren, jadi kita harus akhiri pembahasan kafein ini sekarang.

Soal kebiasaan-kebiasaannya yang aku ingat, kalau dia sudah pada puncak marahnya, maka kotoba (kata) yang akan keluar dari mulutnya adalah gila ibab wkwk. Itu bahasa Palembang dan satu-satunya kotoba yang mampu kuingat saking berkesannya.

Khusus untukku, kalau Veren sudah mulai gerah dengan tingkah lakuku yang menyebalkan, maka dia akan meneriakkan nama lengkapku, "ALYA ANASTASYA HARSONO," dengan kencang dan penuh kebencian. Kalau digambarkan dengan kata mungkin akan seperti ini; "ALYA ANASTASYA HARSONO!!!!!!!" Sungguh akan terdengar bahwa aku menyebalkan dan aku harus tahu itu. Wkwkw. Maka aku suka membalas dengan nama lengkapnya juga. Tentu dengan intonasi yang sama; bahwa dia menyebalkan dan kalau bisa satu dunia harus tahu itu.

  • Veren itu apa?
Manusia, tentu saja. Malaikat mah aku. WKWKWKWKWKKWWK.

Tapi setengah panda. Sebab sama sepertiku, kerjanya hanya rebahan. Kerjaan lainnya adalah ketiduran saat rebahan. Tidak akan beranjak dari kasur kalau tidak ada kepentingan. Kasur adalah hidup, maka hidup harus dipenuhi kasur.

  • Veren itu kapan?
Kapan apasih dih gajelas banget wkwk.

Kapan pertama kali kenal Veren itu sekitar bulan Juli/Agustus 2019. Lalu kita dekat, makin dekat, bahkan semua orang bilang kalau ada aku maka akan ada Veren. Aku belum mengerti kenapa kita selalu berdua. Alasan utamanya mungkin karena aku suka menyusahkan Veren. Dan karena ia baik hati, jadi selalu bisa menerima dan menemaniku.

Kapan aku dan Veren bisa sangat kompak? Saat melakukan hal-hal bodoh yang--jangankan orang lain, kami berdua pun suka tidak mengerti kenapa bisa kami melakukan hal-hal bodoh yang gak masuk akal. Maksudnya, sebagai teman dan adik yang baik, bukannya kalau aku dikiranya akan melakukan hal bodoh maka tugas Veren adalah menghentikanku, bukan? Tapi dia malah mendukungku. "Pura-pula gila ajalah, kak," gitu katanya:( WKWK. Lalu entah kenapa aku juga sama gobloknya. Sebagai teman, bahkan orang yang lebih tua, bukannya harus menjadi contoh yang layak? Bukannya tugasku adalah mengingatkan risiko-risiko akan hal-hal bodoh yang ia lakukan? Tapi justru malah kudukung dan mengatakan, "ya pura-pura gila lah, de," WKWK. Lingkaran setan macam apa ini.

Kapan waktu favoritku bersama Veren? Saat berjalan untuk membeli jajanan, saat sampai di tukang jajanan, dan saat makan jajanan. Yang terbaik dan selalu jadi pilihan kita bersama adalah Surabi Solo rasa keju. Please lah itu enak banget. Aku tidak sanggup menggambarkam enaknya karena percuma. Hanya membuat ingin tanpa bisa kubeli untuk saat ini. Kedua, telur gulung. Bahkan traktiran jajanan terakhir yang Veren berikan padaku adalah telur gulung. Ketiga, ayam goreng depan Indomaret. Ini ceritanya jadi sedih karena abangnya tiba-tiba engga jualan lagi. Pindah gatau kemana. Bisa-bisanya dia bikin aku dan Veren patah hati:") bagaimana bisa ditinggalkan harus sesakit ini...

Oh iya soal traktiran jajanan terakhir yang Veren berikan, aku juga sempat menulis surat untuknya. Akan aku cantumkan di bawah. Agar Veren baca lagi, agar Veren lebih bete lagi karena harus baca untuk kedua kali.

10 Desember 2019 22:18

De, aku nih memang suka banget minum kopi. Tapi waktu aku bilang aku mau ngurangin minum kopi, aku serius. Pun biar kamu bilang, "Hoax, Alya!!"😂

De, kamu harus tahu kalau aku selamat berkali-kali karena kopi. Kantukku mungkin sudah menyerah dengan kafein, tapi kecewaku belum. Pun meski kafein tak menghilangkan kecewaku, hanya mengalihkan.

De, aku banyak minum kopi dengan banyak kondisi. Marah, senang, terharu, kecewa, bahkan sedih dan sakit hati. Pun hari ini aku minum kopi sedih. Tanpa kupesan. Tanpa kuingin datangnya dari kamu.


Yap. Begitulah isi suratnya. Aku harap adikku Veren masih mengingat beberapa katanya. Tapi lupa pun tak apa. Sudah aku ingatkan dengan surat ini. Kalau setelah ini, pun ia lupa lagi, maka tidak apa-apa. Aku akan datang lagi dan mengingatkannya. Aku akan selalu datang. Soal diterima ataupun tidak, aku tidak peduli. Sebab di masa lalu, Veren tidak pernah menyerah menyeretku untuk bangun dari kasur dan hidup dengan lebih banyak bergerak.

Jadi, sekarang, saat ini, dan seterusnya.. biar aku yang datang. Biar aku yang merengek minta didengarkan. Biar aku yang teriak-teriak untuk dipedulikan.

Semoga Veren-ku selalu sehat dan dipenuhi dengan makanan-makanan enak. Sebab aku tahu betul bahagianya adalah makan. Jadi aku berdoa untuk setiap kebutuhan jajanannya. Terima kasih atas semuanya de, aku sayang kamu de. Love u!!
Categories: , ,

3 komentar:

  1. Wkwkw...veren itu wanita yg suka sm cowo makan mie instan..

    BalasHapus
  2. Teruntuk kakakku yang awalnya lemah dan akhirnya menjadi kuat dengan sendirinyaaa ~

    Veren makasih sama Allah yang telah mempertemukan kita berdua, karena veren dipertemukan sama malaikat yang jarang mandi sore seminggu 2 kali dan sekarang 2 hari sekali mandi. Yaaa semoga dengan tidak mandi membuat kakakku tetap sehat wkwkwk.

    Veren juga berterimakasih juga untuk susu kotak, seblak, kopi, telur gulung atau apalah semuanya itu yang telah membuat kita satu wkwkwk.

    Do'ain veren biar bisa main dan ketemu kakak lagi yaaa, banyak hal yang harus kita ceritain. Dan kita harus berkumpul juga sama bapak kesayangan kita Rahman Sensei

    BalasHapus