Curhat dulu bentar; awalnya posting ini mau dikasih judul “I’m not sorry for being different”,
hingga akhirnya saya sampai pada keputusan untuk menggunakan “I’m not sorry for being in-different”.
Ada beberapa alasan mengapa saya mengubahnya; yang pertama, karena indifferent sebenarnya adalah title
blog saya sebelum Revival ;) Alasan
mengapa saya mengubahnya bisa dibaca disini. Indifferent sendiri (berdasarkan kamus bahasa Inggris yang saya baca)
memiliki arti sebagai berikut:
Senin, 11 Desember 2017
Selasa, 07 November 2017
Posted by Alya Anastasya Harsono☮ on November 07, 2017 with No comments
YES, saya kembali lagi dengan sebuah ehm bagaimana saya harus menyebutnya? Surat? Posting? Surat yang di posting? Surat yang di posting sounds good ;)
Rabu, 16 Agustus 2017
Posted by Alya Anastasya Harsono☮ on Agustus 16, 2017 with No comments
"Keep smiling, fight for your happiness and
for the people you love. Don't be afraid to be different.”
Suatu hari, ada
seseorang yang menulis kalimat itu di akun twitternya dengan username @omgugel.
Entah akunnya masih aktif atau engga, tapi beberapa tahun yang lalu, akun itu
sempat jadi tempat favorite saya untuk di stalk. Mungkin beberapa pengguna
twitter juga kenal akun atas uname tersebut, sebab dia sempat (atau bahkan
masih) terkenal dengan motivasinya untuk selalu tersenyum. Omgugel ini, ibarat
pacar virtual yang bisa di’samperin’ kapan aja. Serius. Kapan aja. Omgugel akan
selalu ada di sana, di twitter, untuk dimention kapanpun kita mau.
Rabu, 31 Mei 2017
Posted by Alya Anastasya Harsono☮ on Mei 31, 2017 with No comments
Mungkin saya memang sudah memasuki umur, dimana prinsip ‘diam dan menerima lebih baik sebelum gaduh
marah-marah lalu akhirnya menyesal’ sudah mulai memenuhi hari-hari untuk
dijalani. Saat umur belasan, mungkin prinsip untuk ‘mencoba semua hal tanpa penyesalan’ masih sangat wajar
di-aamiin-kan. Namun sekarang, kayaknya ‘berpikir
sebelum bertindak’ ada benarnya juga.
Dan demikianlah, semuanya terus berjalan. Saya, keluarga saya, teman-teman
saya, dan seluruh kehidupan saya terus tumbuh dengan
pemikiran-pemikiran yang (insyaAllah mudah-mudahan)
semakin matang. Oleh karena itulah, semakin rumit perjalanan kehidupannya,
semakin mensyukuri hal-hal sederhana adalah cara paling mudah menghadapi
kerumitan itu.
Dulu waktu masih jadi anak gawl twitter, #BahagiaItuSederhana sempat viral banget. Walaupun sekarang sudah
jarang ditemukan, tapi masih ada beberapa yang menggunakan hastag tersebut.
Tapi benar ko, bahwa bahagia itu sederhana.
Sesederhana memikirkan kembali beberapa kenangan lucu di masa lalu, sesederhana
menonton film favorite atau tak sengaja mendengar lagu yang tidak pernah pergi
dari playlist di Alfamart pas lagi belanja, sesederhana sampainya barang
pesanan kita datang bersama abang JNE, atau sesederhana saya menulis ini. Sebab menulis adalah hobi saya, maka saat
menulis, bahagia itu sederhana.
Setiap orang pasti punya versi bahagianya sendiri. Semoga di setiap
versinya, bahagia tetaplah sebuah rasa dimana rasa syukur selalu menghampiri
dan mengusir jauh-jauh perasaan kesal, benci, tidak diakui, pengkhianatan, dan
semua hal buruk lain. Semoga setiap kebahagiaan di setiap sudut dunia ini
selalu bisa ditemukan dan dinikmati. Atau kalau tidak bisa ‘ditemukan’, maka
‘diciptakan’ adalah jalan keluar terbaik.
Mungkin ini tidak penting, tapi ada beberapa hal membahagiakan yang ingin
saya tulis. Hal-hal yang membuat saya merasakan bahwa #BahagiaItuSederhana. Dan bagi saya, #BahagiaItuSederhana saat:
- Main, nonton, mendengarkan lagu, bahkan cukup tidur-tiduran dan malas-malasan dengan Ezzar (adik saya). Tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga adalah tempat dimana kebahagiaan bisa dirasakan setiap harinya bahkan tanpa melakukan apapun. Cukup berkumpul dan menghabiskan waktu bersama, maka bahagia sama sekali bukan hal yang perlu dipermasalahkan.
- Makan Donat Madu atau Martabak Alim, minum Good Day Vanilla Latte, minum Fruit Tea Apple, makan Indomie Goreng, makan coklat (bingung milih merknya, coklat mah apa aja masuk mulut hehe), pokoknya mengisi perut adalah topik yang tidak bisa tidak dibahas kalau masalah bahagia. Titik. Kalau kamu ga setuju, aku ga peduli. /Lah? Wkwk
- Bawa motor tanpa macet yang kadang suka bikin pahala ilang, tanpa lampu merah yang kadang waktu nunggunya lebih nyebelin daripada nunggu balesan chat dari kamu hmmm, tanpa jalanan bolong yang kadang suka bikin istigfar dan mikir...’ini jalanan? Apa black hole? Dalem amat..’. Terakhir nih. Bonus. Bawa motor tanpa kenangan-kenangan upay soal jalanan yang sempat kita lewati bersama. EA.
- Kumpul sama teman-teman dan meng-ghibah bersama. EH? WKWKWK ASTAGFIRULLAH YAAALLAH DASAR KAUM WANITA. Kumpul-kumpul, terutama karena sekarang sudah sulit menyelaraskan waktu bersama, merupakan bahagia yang selalu berusaha diciptakan. Meski kadang hanya berakhir wacana chat grup yang tak habis-habis memberikan harapan palsu hft. Tapi tetap selalu diusahakan oleh tiap-tiap manusia yang ada di grup chat tersebut.
- Merapikan folder di laptop dan handphone supaya lebih teratur dan gampang kalau mencari sesuatu. Ini mungkin aneh, tapi saya bahagia kaya gitu, gimana dong?:(
- Santai-santai tanpa deadline. Yaampun, bahkan bahagia seakan tidak punya definisi lagi rasanya. Sebab satu kata ‘deadline’ itu memang sangat mengganggu.
- Membaca novel, membaca komik, membaca subtitle film ;) asalkan itu bukan buku pelajaran, membaca adalah jalan pintas menuju bahagia. Dengan membaca, dunia lain bisa kita lihat tanpa membutukan bola mata, hal-hal menakjubkan bisa kita rasakan cukup dengan membayangkan, lalu emosi, bisa menguasai meski hanya sebatas tulisan.
- .....dan banyak lagi yang mudah-mudahan selalu bisa saya rasakan seterusnya. Aaamiin.
Semoga bahagiamu lebih sederhana dari keluhmu. Sekian.
Selasa, 09 Mei 2017
Posted by Alya Anastasya Harsono☮ on Mei 09, 2017 with No comments
Saya tahu banyak malapetaka yang
timbul dari klik kanan – copy – klik kanan
–paste. Saya juga sadar betapa
kejinya CTRL + C – CTRL + V. Tapi saya belum benar-benar paham sakitnya dampak
dari hal tersebut, sampai datanglah hari dimana tulisan saya ada di page orang
lain.
“Dasar rampok”. Dua kata pertama yang langsung meluncur dalam otak
saya.
Mungkin karena menulis adalah
hobi saya, mungkin karena mencatat quotes adalah hobi saya, dan mungkin karena
mengagumi penulis karena karyanya juga adalah hobi saya; saya hilang kendali
dan ingin meledak. Sebab saya selalu menyisipkan credit, bukan karena saya
orang baik ataupun orang sok baik. Sebab saya selalu memberi tanda petik,
menuntaskan kewajiban atas hak pemilik tulisan. Sebab penulis perlu diapresiasi
karena menginspirasi. Sebab mencuri tulisan orang lain, seperti tindak kriminal
di mata saya.
Rabu, 03 Mei 2017
Posted by Alya Anastasya Harsono☮ on Mei 03, 2017 with No comments
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
LANGSUNG saja, tanpa tedeng
aling-aling, kita masuk ke pokok pembahasan; Cinta dalam Gelas. Sebuah novel lanjutan dari Padang Bulan, karya lain dari
Andrea Hirata. Lantas ada apa di dalam novel ini? Kurang lebih masih berfokus
pada Enong; sang pejuang mimpi yang dijadikan selayaknya peran utama dalam
panggung kehidupan yang serba sesak ini. Tapi entah kenapa, di novel ini Enong
diceritakan sebagai Maryamah, ya meskipun Maryamah adalah nama asli dari Enong,
tapi sudah terbiasa dengan nama Enong di Padang Bulan ketimbang Maryamah.
Namun tenang saja, Enong ataupun
Maryamah, sama saja, “filosofi
belajarnya, “menantang semua ketidakmungkinan”, termanifestasi menjadi ideologi
yang sangat jelas baginya dalam menguasai sesuatu. Ia tak pernah gamang, tak
pernah tanggung-tanggung. Keadaan ini membuatku berpikir bahwa ideologi adalah
sesuatu yang diperlukan dalam belajar, lebih dari sebuah otoritas. Sementara itu, aku, yang selalu merasa
lelah setelah belajar satu jam, patut merasa malu.”
Selasa, 25 April 2017
Posted by Alya Anastasya Harsono☮ on April 25, 2017 with No comments
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
AKHIRNYA saya punya kesempatan
lagi baca novel, walaupun seperti biasa, sudah ketinggalan zaman. Ya begitulah,
manusia macam saya gini kalo harus mengikuti trend, maka sudah kalap duluan.
Terseok-seok beban pergaulan, mati tersedak bedanya lipstick 50k dan 500k, dan
dikubur mahalnya Starbbbb. Tak sanggup.
“Sungguh mengerikan hidup ini kadang-kadang” –Andrea Hirata
Selasa, 18 April 2017
Posted by Alya Anastasya Harsono☮ on April 18, 2017 with No comments
“Lu hafal wanginya?”
“Iya,” tanpa sengaja.
Wajar, kan? Mengapa bisa menghafal wangi sesuatu –em,
seseorang- jadi hal yang aneh? Bukannya bagus seperti itu? Sekedar
mengapresiasi parfum yang dipakai seseorang, atau bisa juga mengapresiasi harga
dari jenis parfum itu. Ehehe entahlah, kenapa saya jadi sok pintar soal jenis
parfum yang bahkan saya sendiri tidak menguasainya dan malah membahas harganya
yang tidak sanggup juga saya hamburkan hanya untuk parfum. Ya, coba deh
dipikir, bukannya aroma Martabak Alim lebih memuaskan dari harga parfum jutaan?
Engga, yah? Oke deh, kita beda pendapat.
Langganan:
Postingan (Atom)