Assalamualaikum
wr. wb.
Maaf lama
menghilang dan bikin kangen. Tapi tenang, saya kembali ko. Entahlah, belum tahu
akan menetap atau pergi lagi.
Semenjak
jadi anak kuliahan, rasanya gumoh banget sama libur semester. DULU, pas masih
pakai seragam, libur itu hadiah. Semacam tetesan air di gurun pasir. Sangat
diharapkan dan memberi harapan. Tapi di kuliah? Ya bahagia sih, kalo dosen
engga masuk. Eh tapi, kudu wajib mutlak diganti hmmm. Jadi libur itu apa? Libur
itu engga ada. Tapi sekalinya ada, aduh, kenapa harus ada? Galau, memang. Serba
salah yang disalah-salahin. Paham atau engganya terserah ya, engga nanggung
wkwk.
Liburan
kelamaan yang bersalah itulah, yang sedang saya hadapi sekarang. Untuk mengisi
kekosongan, manusia pasti mencari jalan keluar untuk menghibur diri walau
dengan cara yang berbeda-beda. Cara saya adalah; mantengin Ibaw (laptop tercinta).
Entahlah untuk download, nonton film dan drama bertumpuk-tumpuk dari Tika,
ngerjain proposal setengah hati (maafin hiks), dan baca novel. Pilihan terakhir
itu mengantarkan saya pada petualangan di masa lalu dengan ‘bertemu kembali’
sama tiga novel legendaris karya Esti Kinasih. Saya tahu, membacanya lagi sama
saja dengan bernostalgia panjang yang alay tapi menyenangkan.